banner 728x250

127 Orang Tewas saat Pertandingan Persebaya FC vs Arema FC, Begini Kata Kapolda Jatim

banner 120x600
banner 468x60

INVOCAVIT.COM, SURABAYA- Peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022  menjadi atensi Nasional. Sebab ada 127 orang meninggal dunia dalam aksi kerusuhan tersebut. Kerusuhan terjadi pasca pertandingan sepakbola antara Arema FC vs Persebaya FC.

 

banner 325x300

 

 

Dalam Press Conference pada 2 Oktober 2022, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta memberikan keterangan, jika kerusuhan bukan antar suporter.

 

 

 

“Kami menyesalkan dan prihatin serta berduka cita atas kejadian ini. Dimana terjadi pertandingan sepakbola antara Arema FC vs Persebaya,” jelas Irjen Pol Nico Afinta.

 

 

 

Dalam Pers rilisnya,Kapolda Jatim menerangkan jika sejak awal kepolisian telah melakukan rapat terkait kerawanan pertandingan antara Arema FC vs Persebaya FC.

 

 

 

Polri beserta instansi terkait sudah melakukan rapat. Hasilnya dalam pertandingan antara Arema FC vs Persebaya FC, hanya dihadiri oleh suporter dari Arema saja.

 

 

 

“Sehingga tidak ada suporter dari Persebaya. Persebaya menyaksikan dengan nobar,” terang Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.

 

 

 

Berikutnya dalam pertandingan antara Arema FC vs Persebaya FC, dimenangkan Persebaya FC dengan skor 3-2.

 

 

 

“Pertandingan tidak ada permasalahan. Semuanya selesai. Permasalahan terjadi saat selesai. Terjadi kekecewaan penonton,” jelasnya.

 

 

 

Kekecewaan itu karena selama 23 tahun bertanding tidak pernah kalah di kandang sendiri. Dan saat 1 Oktober 2022 itu, Arema FC kalah.

 

 

 

“Rasa kecewa itulah para penonton turun ke tengah lapangan. Dan berusaha mencari para pemain dan offiial. Atau melampiaskan kekecewaan,” tegas Kapolda Jatim.

 

 

 

Diterangkan, dalam prosesnya, petugas melakukan pengamanan, pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan. Sebab suporter sudah mulai anarkis. Sudah mulai menyerang petugas. Dan sudah merusak mobil.

 

 

 

“Akhirnya karena gas air mata mereka pergi keluar lewat satu pintu. Di pintu keluar. Kalau tidak salah di pintu 10 atau pintu 12,” tegasnya.

 

Saat itulah terjadi sesak, desak-desakan dan banyak yang kekurangan oksigen. Sehingga banyak yang berjatuhan.

 

“Sebenarnya ada sekitar 40 ribu penonton yang hadir. Dan yang turun hanya 3 ribu saja,” pungkas Irjen Nico Afinta.(bn)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *