Bandung, Invocavit.Com- Pantur Silaban, seorang fisikawan dan guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), meninggal dunia pada Senin (1/8/2022) di Rumah Sakit Santosa, Bandung.
Ketua Forum Guru Besar ITB yang juga mantan murid Pantur Silaban, Freddy Permana Zen, mengenangnya sebagai sosok ilmuwan yang konsisten, serius, sekaligus humoris. “Dia baik orangnya,” kata Freddy.
Jenazah Pantur Silaban kini disemayamkan di rumah duka Jalan Industri 21 Bandung. Pantur Silaban, seorang fisikawan dan guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), meninggal dunia pada Senin, (1/8/2022) di Rumah Sakit Santosa, Bandung.
Sebelum dimakamkan di San Diego Hills lusa, ITB akan melakukan prosesi pelepasan jenazah purnabakti Guru Besar Kelompok Keahlian Fisika ITB Teoritik Energi Tinggi itu.
Pimpinan ITB menyampaikan duka cita mendalam.
Lulus dari Fisika ITB pada 1964, Pantur menjadi dosen di almamaternya lalu melanjutkan studi pada 1967 di Syracuse University, New York, untuk belajar tentang teori Relativitas Umum yang dikenalkan Albert Einstein.
“Di Indonesia jarang yang menekuni bidang ini,” kata Freddy. Pantur sebagai doktor pertama di bidang yang mendalami teori relativitas Einstein di Indonesia.
Freddy mengatakan banyak orang yang suka soal teori relativitas umum Einstein, namun susah dipelajari.
Karena itu baginya sosok Pantur Silaban layak menjadi teladan.
Pada 2009, Pantur Silaban mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award di bidang sains.
Profil Pantur Silaban
Pantur Silaban menjadi guru besar fisika di Institut Teknologi Bandung sejak Januari 1995.
Ia dikenal sebagai fisikawan pertama di Indonesia (bahkan Asia Tenggara) yang menekuni teori relativitas, khususnya relativitas umum.
Pada tahun 1967, 3 tahun setelah diangkat menjadi staf pengajar Fisika (1964), Pantur Silaban berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar relativitas umum dan ia diterima di pusat kajian gravitasi Universitas Syracuse.
Di sana Pantur Silaban memasuki isu paling hangat yakni mengawinkan Mekanika Kuantum dan Relativitas Umum untuk memikat Teori Kuantum Gravitasi.
Itulah impian terkenal Albert Einstein yakni meramu keempat interaksi yang ada di alam semesta dalam satu formulasi yang gagal ia peroleh sampai akhir hayatnya: Grand Unified Theory.
Pekerjaan ini diselesaikan dengan disertasi yang berjudul “Null Tetrad, Formulation of the Equation of Motion in General Relativity” pada tahun 1971.
Setelah kembali ke Indonesia, Pantur Silaban menjadi orang pertama di Indonesia yang mempelajari relativitas Einstein sampai tingkat doktor. Beberapa risetnya diterbitkan Journal of General Relativity and Gravitation.
Sekian banyak makalahnya dimuat berbagai proceedings. Seniornya, Achmad Baiquni (almarhum), selalu menyebut nama Pantur Silaban sebagai otoritas bila menyinggung nama Einstein dan beberapa kali diundang sebagai pembicara di International Centre for Theoretical Physics
Pantur Silaban selalu mencermati indikasi akan keberhasilan Teori Kuantum Gravitasi hingga kini.(tm).