banner 728x250

Masuk Jalur Beasiswa, Brando Gultom Putra Asal Sipahutar Lulus  UBC Kanada  

banner 120x600
banner 468x60

Sibolga, Invocavit.Com- Namanya adalah Brando Tunggul Parningotan Gultom, salah satu dari 4 lulusan SMAN 1 Matauli Pandan yang diterima kuliah di Universitas Top Dunia.

 

banner 325x300

 

 

Keberhasilan Brando lulus ke University of British Columbia (UBC) Kanada bukanlah mudah. Melainkan berkat kerja kerasnya mengikuti tes ujian Beasiswa Indonesia Maju Jalur Afirmasi Taman Sains yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2021, yang kuotanya hanya 40 orang untuk seluruh siswa kelas III SMA di seluruh Indonesia.

 

 

 

Anak keenam dari tujuh bersaudara ini mengaku senang dan bangga, serta bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang diberikan sehingga dapat mengecap pendidikan di Universitas Top di luar negeri.

 

 

 

“Awalnya saya cuma coba-coba saja ikut ujian, karena sekolah mengumumkan ada Beasiswa Indonesia Maju Jalur Afirmasi Taman Sains yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.  Karena penasaran, ya ikut saja, dan ternyata lulus,” katanya bangga.

 

 

 

Dengan keberhasilan mengikuti pendidikan di Kanada,  Brando Gultom menerima penghargaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Matauli, Dr. Ir. Akbar Tandjung.

 

Sebelum berangkat ke Kanada, terlebih dahulu 4 orang siswa SMAN 1 Matauli ini mendapat pembekalan materi kuliah selama 6 bulan di Jakarta.

 

 

“Ada tiga orang kami yang lulus di UCB (Saya, Marta Togatorop, Sinta Ambarita). Dan satu lagi teman kami atas nama Kezia Laze yang diterima di Universitas Taiwan. Selama belajar di Jakarta, kami mendapat Materi kuliah yang lumayan susah. Tetapi setelah kita pelajari dan kita asah terus menerus, akhirnya bisa. Dan bulan Agustus nanti kami akan terbang ke Kanada mengikuti perkuliahan,” ungkapnya.

 

 

 

Dan selama mengikuti pembelajaran di Jakarta, kata Brando, semua biaya, termasuk transportasi dari Pandan ke Jakarta serta uang saku ditanggung oleh pemerintah. Demikian juga nanti selama mengikuti perkuliahan di Kanada, semuanya ditanggung oleh pemerintah.

 

 

 

“Awalnya kedua orangtua saya keberatan. Mungkin karena saya anak satu-satunya laki-laki, mereka mungkin takut nantinya ada apa-apa dengan saya namun setelah saya berikan pemahaman dibantu kakak dan adik-adik sehingga ayah dan ibu melepaskan saya untuk menempuh pendidikan dinegara nan jauh,” ujar pria kelahiran Agustus 2004 di Sipahutar, Tapanuli Utara.

 

 

 

Di University of British Columbia (UBC) Kanada, Brando Gultom mengambil jurusan Computer Sains. Hal itu sesuai dengan minatnya yang sejak kecil sudah hobby ngutak-ngatik computer.

 

 

 

“Saya bercita-cita menjadi Programer Komputer. Meskipun bapak dan mama menginginkan saya jadi dokter. Tetapi karena hobby saya adalah computer, saya pun diberikan kebebasan untuk memilih,” ucap lagi.

 

 

 

 

Usai nanti menyelesaikan S1 di Kanada, aku Brando, dirinya  akan pulang ke Indonesia untuk mengabdi. Sehabis itu jika ada kesempatan,  berkeinginan melanjutkan S2 jurusan Bisnis.

 

 

 

“Jangan takut untuk mencoba segala kesempatan dengan cara mempersiapkan diri sebaik mungkin dan kepada generasi marga Gultom, semoga bisa menjadi generasi unggul dari marga-marga yang lain,” pesannya.

 

 

 

” Agustus nanti saya berangkat ke Kanada, orang tua dan keluarganya sudah mempersiapkan acara kecil-kecilan di kampung di Sipahutar, sekaligus doa bersama,” imbuhnya.

 

Diapun mengucapkan terimakasih kepada para guru dan teman-temanya di SMAN 1 Matauli.

 

“Tanpa SMAN 1 Matauli Pandan, maka saya tidak bisa kuliah ke luar negeri. Terima kasih bapak Kepala Sekolah, terima kasih kepada guru-guruku dan Yayasan Matauli, serta semua teman-teman aku. Banggalah kita menjadi siswa SMAN 1 Matauli Pandan,” kata pria berkacamata minus setinggi 173 cm tersebut.(bpc/jos).

 

 

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *