Invocavit.Com – Seorang Warga Negara (WN) Amerika berdarah Batak, Eben Nadeak berkeinginan membangun kampung halamannya dengan berinvestasi bisnis.
Tak hanya itu, anak ke tujuh dari delapan bersaudara ini pun bercita-cita hendak mendirikan sekolah teknik perkapalan di Pulau Samosir Kabupaten Samosir.
Demikian dikatakan Eben ( 45 tahun ) saat tiba di Kota Medan bersama sang istri tercinta Katherine LeeAnne Nadeak dan kedua putra mereka, Fransisco Nadeak dan Lorenzo Nadeak, baru-baru ini di Medan.
Saat bincang- bincang santai Eben didampingi ajudannya, Norman serta Sukraj Singh mantan pelari atletik Nasional, menceritakan bahwa dirinya terpanggil untuk turut membangun kampung halamannya ( Marsipature Hutana Be) karena niatnya untuk membantu anak-anak Sumatera Utara agar bisa bekerja di Amerika Serikat.
Dan, pengalaman 25 tahun di Amerika Serikat cukup untuk mewujudkan itu di tanah kelahirannya.
“Kedatangan saya ke sini untuk mengunjungi Samosir dan melihat prospek bisnis untuk berinvestasi. Sementara untuk sekolah itu, agar bisa membantu orang-orang Sumatera agar bisa bekerja di Amerika,” ucap Eben
Menurut Eben saat ini anak-anak Sumatera masih sedikit yang bekerja di Amerika Serikat. Hal itu yang mendorongnya untuk mencari dan mendidik anak-anak Sumatera yang berniat hendak merubah hidup merantau ke Amerika dan bekerja di dunia pariwisata.
“Sekolahnya cuma 1 tahun saja. Belajar secara online 6 bulan dan selebihnya praktek kerja. Praktek kerjanya nanti di salah satu hotel di Samosir yang akan kami tinjau ini. Setelah selesai praktek selanjutnya akan dikirim ke Amerika untuk dipekerjakan di beberapa hotel atau tempat restoran,” Ujarnya
Pria yang memiliki motto ingin membantu hidup seseorang untuk berubah lebih baik ini, menyebut bahwa pekerja keras takkan menghianati hasil. Ia mendorong agar anak-anak muda khususnya di Sumatera Utara untuk berani hijrah ke Amerika karena bekerja di Amerika memiliki pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia.
“Disana (Amerika Serikat) itu freedom. Soal pendapatan saja, tukang cuci piring saja bergaji Rp 25juta. Jadi sangat membantu perekonomian kita. Dan para karyawan saya yang saat ini tinggal disana, bergaji Rp 25 juta itu bersih. Tempat tinggal kita sediakan, makanan juga kita gratiskan,” ucapnya.
Eben mengaku merantau ke Amerika Serikat pada tahun 2000. Selanjutnya ia menikah dengan Katherine LeeAnne Nadeak pada tahun 2003 dan memiliki dua putra. Pada tahun 2006, dia kembali ke Indonesia untuk menjalankan adat pernikahan. Setelah selesai menjalankan adat pernikahan secara Batak, ia kembali lagi ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, ia tinggal di Columbia Country, Georgia.
Disana, Eben memiliki restoran makanan khas Jepang bernama Samurai Japanese Cuisine & Sushi Bar. Ia mengelola restoran yang sangat diminati warga US itu bersama abang kandungnya, Sabam Nadeak.
Ia memulai karirnya sebagai pelayan di salah satu restoran di Amerika Serikat setelah memilih hijrah dari Jakarta pada tahun 2000 setelah tamat dari kuliah perhotelan.
Setelah itu, ia merasakan jatuh bangun dalam berkarir sebelum menjatuhkan pilihan untuk membuka usaha sendiri.
“Waktu itu, saya sudah menikah dan bertanya kepada istri saya, bagaimana kalau kita membuka usaha saja. Dan istri saya setuju. Dan di hari pertama buka restoran itu, saya melihat seorang pastur sedang duduk dan memintanya untuk mendoakan usaha itu. Setelah itu, saya tidak menyangka begitu banyak sekali yang datang ke restoran saya itu padahal masih hari pertama dibuka. Biasanya saya mendapat 500 dolar, ini berbeda, beribu-ribu dolar keuntungan saya di hari pertama itu sampai saya ga bisa lagi menghitung uangnya. Setelah itu, besok-besoknya, kan restoran bukannya jam 10 pagi sampe 10 malam, nah saya datangnya jam 6 pagi. Saya sudah melap-lap meja dan mempersiapkan. Itulah sangkin semangatnya,” Pungkas Eben. (***)