Presiden RI Joko Widodo
INVOCAVIT.COM, JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan situasi dunia yang sedang sulit. Menurutnya, 66 negara berada pada posisi yang rentan kolaps atau jatuh.
“Situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat-sangat sulit untuk semua negara. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps,” kata Jokowi dalam acara Kongres Legiun Veteran Indonesia (LVRI) di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta, Selasa.
Kepala negara menyatakan, 345 juta orang di 82 negara menderita kelaparan. Dia berkata, ada krisis pangan yang sedang dialami dunia.
“Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan, artinya ada krisis pangan,” ujar eks Wali Kota Solo itu.
Selain itu, Jokowi mendapat kabar dari Washington DC bahwa ada 28 negara yang meminta pertolongan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk dibantu perekonomiannya. Ditambah lagi, ada perang Rusia Ukraina yang belum berakhir.
“Tadi pagi saya mendapatkan telpon dari menteri keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF. Ini lah kondisi yang apa adanya harus saya sampaikan. Artinya pandemi yang melanda semua negara itu mengakibatkan ekonomi global ini ambruk,” ujarnya.
“Ditambah perang Rusia dan Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan sekarang ini menghimpit semua negara,” pungkas Jokowi.
Jokowi Bersyukur Inflasi Indonesia Rendah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons pergerakan inflasi September 2022 yang sudah mencapai 5,95 persen secara year on year (yoy). Kenaikan inflasi sendiri dipicu oleh kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite maupun Solar beberapa waktu lalu.
Jokowi menyatakan, capaian angka inflasi tersebut masih terkendali dan patut disyukuri. Mengingat, sejumlah negara justru mencatatkan lonjakan inflasi secara drastis.
“Inflasi masih terkendali setelah kenaikan BBM di angka 5,9 persen, ini tetap harus kita syukuri. Karena kalau kita bandingkan di Argentina sudah 83,5 persen,” kata Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10).
Berkaca pada kondisi tersebut, Jokowi meyakini momentum pemulihan ekonomi nasional pasca terdampak pandemi Covid-19 masih terjaga. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 yang mencapai 5,44 persen secara year on year (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua kita termasuk yg terbaik di dunia,” ucapnya.
Meski begitu, Jokowi meminta kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah untuk terus mewaspadai tren kenaikan inflasi dalam beberapa bulan terakhir. Mengingat, adanya ancaman krisis energi hingga pangan akibat ketegangan geopolitik dunia.
“Kita ingin konsumsi masyarakat tetap terjaga, daya beli tetap terjaga,” pungkasnya. [mdk]
👍👍👍