Muhammad Abdi Siahaan Wak Genk
INVOCAVIT.COM, MEDAN- Tokoh pemuda yang juga aktivis Sumatera Utara, Muh Abdi Siahaan mendesak Kapolri mengusut motif rekayasa pembuatan video yang memfitnah Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto.
“Walaupun video fitnah yang sempat beredar dikalangan masyarakat sudah dibantah oleh Ismail Bolong sendiri namun rekayasa itu harus tetap diusut sehingga terbongkar apa motivasi menekan mantan anggota polisi di Kaltara itu membuat pengakuan fitnah,” kata M.Abdi yang akrab disapa Wak Genk.
Dia menilai, video itu sengaja dibuat tidak lain hanya untuk mengusik kinerja Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto yang selama ini dikenal berani.
“Bila benar Ismail Bolong dipaksa mantan Karo Paminal Propam Polri, Hendra Kurniawan untuk membuat pengakuan, kita harus lihat track recordnya. Dia adalah anggota Ferdy Sambo semasa di Divisi Propam Polri. Patut diduga sengaja difitnah agar Ferdy Sambo menggantikan posisi Kabareskrim,” ujarnya.
Menurut hemat saya, sambung aktivis yang doyan membantu warga kurang mampu dan yang terimbas Covid-19 itu, bau busuk dengan sendirinya akan terbongkar. Yang memfitnah itu dengan sendirinya akan tergerus.
“Kita sudah mengetahui yang menyuruh melakukan fitnah sudah dipecat dari anggota Polri. Ini menjadi buah simalakama bagi dia,” imbuhnya.
Pun demikian, tambah Wak Genk, pengusutan harus terus dilakukan.
“Pak Kabareskrim Komjen Agus Andrianto jangan kendor semangat, teruslah berbuat baik. Masyarakat sudah tahu bagaimana kinerjamu selama ini. Anda adalah idola bagi banyak orang terkhusus bagi emak-emak. Keberhasilan sudah banyak bapak torehkan, tetaplah semangat,” ujarnya.
Wak Genk menghimbau soliditas Institusi Polri dibawah kepemimpinan Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo harus tetap dijaga.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga harus bisa mengayomi bawahannya, tidak “berkuping tipis” sehingga semangat anggota mengabdi kepada negara tidak ragu.
“Jargon Presisi Kapolri sudah sengat bagus, tinggal mengimplementasikan dilapangan oleh anggota. Tapi, bila pimpinan tidak bisa mengayomi anggotanya niscaya program Presisi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan,” ungkapnya.
“Jenderal bintang tiga saja difitnah seperti itu, apalagi pihak lain yang jauh lebih lemah,” ujar Abdi.
Aktivis sosial kemanusiaan itu menilai,
dengan video fitnah itu, kuat dugaan terjadi saling sikut ditubuh bhayangkar. Artinya masih ada perang bintang di Institusi Polri, dan persis seperti yang juga diduga Mahfud MD – Menkopolhukam RI.
“Bahkan, isu perang bintang ini juga sampai ke telinga Menko Polhukam, Prof. Mahfud MD,” terangnya.
“Yang ingin memecah-belah kepemimpinan Listyo Sigit harus dihentikan. Polisi nakal juga harus potong sehingga tidak sempat menular kepada anggota karena anggota Polri masih banyak yang berkelakuan baik bahkan menjadi contoh ditengah masyarakat,” ujarnya.
Wak Genk merecoveri kinerja Komjen Agus Andrianto semasa Kapolda Sumut. Hampir tidak ada kasus-kasus besar yang tidak terungkap. Dengan keberhsilan memimpin Polda Sumatera Utara menghantarkannya naik menjadi bintang tiga yang saat ini menjadi Kabareskrim (Kepala Badan reserse Kriminal) Polri.
Kepemimpinan Agus Andrianto, kata M Abdi Siahaan, membuat warna baru di Polda Sumut dan jajaran. Selain sebagai penegak hukum, Agus Andrianto mengajak anggotanya merespon cepat keluhan warga bahkan sampai memberikan bantuan sembako kepada warga yang kurang mampu.
“Puluhan kali Agus Andrianto memberikan bantuan kepada masyarakat yang diundang datang ke Poldasu. Inilah nuansa baru yang dibangun beliau selama menjabat Kapoldasu. Maka tidak heran, kepindahannya dari Polda Sumut dihantarkan masyarakat mulai dari halaman Mapoldasu sampai beberapa ratus meter masyarakat berbaris dipinggir jalan memberi salam. Masyarakatpun banyak yang menangis,” beber Abdi menambahkan dari kasat mata secara pribadi, Komjen Agus Andrianto menjadi asset ditubuh Polri yang mampu memberi warna baru.(jos).