INVOCAVIT.COM – Ratu Elizabeth II bertakhta sebagai Ratu Inggris selama 70 tahun dan menjadi pemimpin perempuan terlama dalam sejarah dunia. Kematiannya pada Kamis (8/9) membawa masyarakat Inggris dan dunia untuk mengenang kembali jasa-jasanya.
Saat masih muda di mana saat itu Elizabeth masih bergelar Putri (Princess), dia tidak segan membantu negaranya berperang melawan Nazi Jerman.
Dikutip dari laman National WW2 Museum, pada 1943, Putri Elizabeth turut berperan dalam kampanye “Dig for Victory” (Menggali Demi Kemenangan). Kala itu, pemerintah Inggris mendesak rakyatnya untuk menggunakan kebun dan setiap lahan kosong untuk menanam sayuran guna membantu kekurangan pangan.
Selanjutnya di umur 16 tahun, Elizabeth diberikan jabatan kolonel kehormatan pengawal grenadier oleh ayahnya, Raja George VI . Dua tahun kemudian pada 1944, di usia 18 tahun, Elizabeth bergabung dalam Angkatan Bersenjata Inggris dan mengabdi pada Layanan Wilayah Tambahan (ATS).
Meski Raja George VI menjamin agar putrinya tidak mendapat jabatan spesial, namun karier Putri Elizabeth melesat cepat.
Awalnya, Putri Elizabeth menjabat sebagai bawahan kedua ATS lalu dipromosikan menjadi Komandan Junior, setara dengan Kapten. Tidak berhenti di situ saja, Putri Elizabeth juga berlatih sebagai mekanik pada Maret 1945.
Berakhirnya Perang Dunia 2 tidak menghentikan kontribusi Putri Elizabeth kepada Inggris.
Pada 1947, Putri Elizabeth menikah dengan Pangeran Phillip di Biara Westminster, London. Putri Elizabeth pun menggantikan ayahnya sebagai Ratu Inggris pada 1952.
Dekolonisasi
Jika pemerintahan Elizabeth I adalah periode ekspansi, penaklukan, dan dominasi kolonial, maka “zaman Elizabeth baru” di bawah Ratu Elizabeth II ditandai dengan dekolonisasi dan hilangnya Kekaisaran Inggris. Demikian dikutip dari The Conversation, Jumat (9/9).
Ratu Elizabeth II memberikan kemerdekaan bagi koloni-koloni Inggris.
Dekolonisasi Inggris di wilayah koloninya dilakukan Ratu Elizabeth II, seperti pada 1950, 1960, dan seterusnya. Negara-negara tersebut akhirnya mendapatkan kemerdekaannya, seperti Malaysia pada 1963, Kenya pada 1963 hingga Brunei pada 1984.
Penyerahan Hong Kong kembali ke China pada 1997 menandakan akhir dari Kekaisaran Inggris. Meski bukan lagi kekaisaran, namun Ratu Elizabeth II tetap bekerja bagi masyarakatnya dan dunia.
Dikutip dari laman The Independent, Jumat (9/9), selama masa pemerintahannya, Ratu Elizabeth II bekerja dengan lebih dari 600 badan amal, mulai dari kesehatan hingga masalah-masalah wanita.
Kontribusi Ratu Elizabeth II pada rakyat Inggris dan dunia adalah bagian dari janjinya.
Pada umur 21, kepada pendengar radio di seluruh persemakmuran, Putri Elizabeth berjanji: “Saya menyatakan di hadapan Anda semua bahwa seluruh hidup saya baik panjang atau pendek akan dikhususkan untuk melayani Anda.”.(mdk).