INVOCAVIT.COM, MEDAN- Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM), penyerapan anggaran, PMK dan Narkoba bersama Forkopimda dan Bupati / Walikota Se- Provinsi Sumatera Utara di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Kamis (25/8/2022) .
Dalam sambutannya, Gubernur Edy Rahmayadi meminta agar setiap kepala daerah berperan aktif untuk mengatasi dan menekan inflasi yang saat ini masih terjadi di Sumatera Utara.
“Tanpa kerjasama yang baik, tak mungkin inflasi bisa teratasi. Gak mungkin seorang Gubernur dapat mengatasi sendiri. Untuk itu, dengan kolaborasi kita semua, saya optimis inflasi di Sumatera Utara dapat diatasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengajak pihak khususnya keseriusan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Alhamdulillah, inflasi Sumatera Utara per bulan Juli, turun menjadi 0,31%. Angka tersebut lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 0,64 %,” ucap Doddy Zulverdi.
Dikataakan Doddy Zulverdi , tekanan inflasi tahunan, baik di Wilayah Sumatera maupun Provinsi Sumut menunjukkan tren peningkatan pada bulan Juli 2022.
“Untuk itu semua pihak wajib mewaspadai agar tidak naik lagi. Inflasi Sumatera pada Juli 2022 sebesar 6,43% (yoy) dan inflasi Sumut sebesar 5,62% (yoy) sehingga harus diwaspadai karena telah melampaui sasaran inflasi nasional 3%±1%,” ujar Doddy Zulverdi.
Penyebab utama peningkatan tekanan inflasi Sumut tersebut ,menurut Doddy Zulverdi yakni:.(1) kelompok makanan, minuman dan tembakau dan (2) kelompok transportasi.
Doddy Zulverdi mengatakan, Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy). Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat. Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, berlanjutnya konflik geopolitik yang berisiko melanjutkan gangguan rantai pasok global serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai peningkatan inflasi menjadi hal yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, diperlukan penguatan sinergi dan koordinasi dalam program pengendalian inflasi.
Doddy Zulverdi mencontohkan, meski cabai merah di Sumut hasilnya surplus, tapi begitu panen langsung dikirim keluar sehingga harga cabai merah di Sumut harganya mahal. “Inilah kedepan yang perlu kita antisipasi, dan pengawasan dari Bupati/Wali kota se Sumut sangat dibutuhkan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak berharap kepada tim pengendalian infasi di tingkat daerah untuk melibatkan satgas pangan dan terus mendorong usaha tani untuk melakukan penanaman bahan pokok seperi cabe meradi dan cabe rawit. Panca juga menegaskan akan tetap mengawasi distribusi pupuk di setiap daerah.
Kepada Pertamina, Kapoldasu juga mengingatkan, untuk ikut mengawal dan mengawasi kelangkaan BBM dikarenakan rencana kenaikan harga beberapa jenis BBM.
“Poldasu siap melakukan pendampingan agar jangan terjadi penyimpangan, “tegas kapoldasu.
Hadir dalam acara itu, Gubsu Edy Rahmayadi, Kepala Kantor Bank Indonesia Provonsi Sumatera Utara Doddy Zulverdi, mewakili Pangdam I /BB, Kapoldasu Irjen. Pol. Drs. RZ Panca Putra Simanjuntak, Kejatisu, Kepala BNPT Sumut, Kepala Kantor Keuangan Sumut Heru dan Bupati/Wali Kota se Sumut. (Dro).